Peningkatan Kasus Depresi Pada Remaja
Peningkatan Kasus Depresi Pada Remaja
Jakarta, Meningkatnya kasus depresi pada remaja dalam 10 tahun terakhir menjadi perhatian khusus.
Agen Togel Terpercaya – Sebabnya, peningkatan kasus tidak diiringi dengan bertambahnya jumlah remaja depresi yang menjalani pengobatan.
Dr Ramin Mojtabai, peneliti dari Johns Hopkins University, Baltimore, melakukan survei kepada lebih dari 172.000 remaja dan 179.000 dewasa muda. Ditemukan bahwa prevalensi kasus depresi pada remaja dan dewasa muda meningkat dalam 10 tahun terakhir.
Hasil studi menyebut remaja dengan usia 12 hingga 17 tahun mengalami peningkatan prevalensi, dari sebelumnya 8,7 persen pada tahun 2005 menjadi 11,3 persen pada 2014. Untuk kategori dewasa muda dengan usia 18 hingga 25 tahun, peningkatan juga terjadi meskipun lebih rendah, dari 8,8 persen pada 2005 menjadi 9,6 persen pada 2014.
Sayangnya, peningkatan kasus depresi pada remaja ini tidak diiringi dengan meningkatnya jumlah kunjungan remaja ke psikolog, psikiater atau pihak sekolah terkait masalah depresinya. Data menunjukkan persentase remaja yang mencari bantuan profesional masih sangat sedikit.
Peningkatan Kasus Depresi Pada Remaja
“Penelitian ini menunnjukkan masih rendahnya remaja yang mencari bantuan profesional terkait masalah depresinya, meskipun upaya-upaya pencegahan bunuh diri sudah dioptimalkan oleh para dokter dan psikologis anak,” tutur dr Anne Glowinski, pakar psikiatri anak dari Washington University, dikutip dari Reuters.
Dalam laporan penelitian yang diterbitkan di jurnal Pediatrics ini disebutkan juga bahwa setiap tahunnya, 1 dari 11 remaja melakukan bunuh diri karena depresi. Mereka yang bunuh diri karena depresi biasanya berasal dari kalangan minoritas, diasuh oleh satu orang tua tua dan putus sekolah.
Mojtabai menyebut salah satu faktor mengapa anak yang depresi rentan bunuh diri adalah kurangnya pengetahuan orang tua. Jika saja orang tua paham mengenai gejala-gejala depresi yang ditunjukkan oleh anak, bunuh diri bisa dicegah.
“Orang tua seharusnya bisa melihat adanya gejala tersebut, yang paling terlihat adalah adanya penurunan prestasi di sekolah, menarik diri, sedih terlalu lama, menangis tanpa sebab hingga kemarahan dan kesal yang muncul secara tiba-tiba,” tuturnya.