Kelompok militan jadikan 2 masjid bersejarah Marawi sebagai tameng
Kelompok militan jadikan 2 masjid bersejarah Marawi sebagai tameng
Kelompok militan gabungan pro Negara Islam Irak dan Suriah di Kota Marawi, Filipina, belum menyerah. Namun kabarnya, mereka sengaja menjadikan masjid sebagai tameng
Poker Online Terbaik – Kelompok militan gabungan pro Negara Islam Irak dan Suriah di Kota Marawi, Filipina, belum menyerah. Namun kabarnya, mereka sengaja menjadikan masjid sebagai tameng buat memancing pemerintah membombardir tempat itu, dan memicu amarah umat Islam setempat.
Menurut laporan dilansir dari laman Philippine Star, Kamis (15/6), Gubernur Wilayah Otonomi Muslim Mindanao, Mujiv Hataman, dan anggota parlemen, Zia Alonto Adiong, menyatakan memang kelompok militan berharap dua masjid tua dan bersejarah di Kota Marawi mereka duduki, yakni Masjid Bato dan Pusat Keislaman Lanao Mindanao, supaya dihancurkan oleh militer Filipina. Jika itu terjadi maka amarah umat Islam akan terpantik dan memicu aksi balasan lebih besar. Menurut Adiong, kedua masjid itu memang memiliki nilai sejarah dan agama bagi etnis Maranaw di sana.
“Kita tidak boleh melupakan serangan dan perusakan dilakukan para teroris di Gereja St. Mary di Kota Marawi, yang bermaksud memancing permusuhan antara umat Islam dan Kristen,” kata Hataman.
Kelompok militan jadikan 2 masjid bersejarah Marawi sebagai tameng
Hataman mengatakan beruntung umat Kristen setempat sadar kalau tindakan itu bisa menjerumuskan mereka ke pusaran konflik tak berujung jika melakukan pembalasan. Sebab, kelompok militan dianggap tidak lagi berpikir jernih dan tindakannya selalu menjurus ke kehancuran.
Adiong menambahkan, belum lama ini kelompok militan menghancurkan rumah peninggalan mendiang kakeknya, Damocao Alonto, seorang muslim Filipina satu-satunya yang menerima Penghargaan Raja Faisal buat pengabdiannya terhadap Islam, dari Yayasan Raja Faisal di Arab Saudi. Dia menyatakan nampaknya kelompok Maute tidak mengetahui kalau kakeknya adalah salah satu pendiri lembaga Rabithah Alam Islami (Liga Muslim Dunia) pada 1962 berlokasi di Makkah, Arab Saudi. Lembaga itu menebarkan ajaran Islam moderat dan toleransi beragama.
“Bagaimana kamu menyebut dirimu muslim kalau menghancurkan tempat seperti ini? Islam itu mengajarkan menjaga sesuatu yang baik supaya generasi selanjutnya bisa belajar tentang segala hal,” kata Adiong.
Kini, kata Hataman, yang mesti dilakukan adalah mengusir para militan dari kedua masjid itu. “Mereka ingin memancing kemarahan kaum muslim. Mereka hendak menyatakan kalau umat Islam diburu. Sayangnya itu tidak terjadi,” ujar Hataman.